Friday, June 22, 2012

Rahasia Sukses Menjadi Agen Asuransi

Dalam bisnis asuransi, kualitas dan kegigihan individu jauh lebih berperan. Jika ditekuni dengan benar, agen asuransi akan berhasil mencapai target yang ditetapkan.

Apa sebenarnya modal dasar seorang agen asuransi? Paling penting adalah persiapan hati dan perasaan, agar tak luluh lantak saat didera penolakan demi penolakan.

Berjanjilah dalam hati untuk terus mencari dan mendatangi prospek.Prospek adalah orang atau organisasi yang dianggap potensial membeli polis asuransi. 

Kalau keyakinan sudah terbentuk, dukunglah dengan penampilan. Bukan berarti seorang agen top harus cantik dan ganteng. Tampang pas-pasan pun banyak yang sukses, asal "dikemas" dengan lebih menarik. Ini bukan omong kosong, lantaran buktinya sudah bejibun.

Sebuah survey membuktikan, 99% prospek teramat sangat peduli pada pertemuan pertamanya dengan sang agen. Saat itu, mereka bisa langsung jatuh cinta atau sebaliknya, benci sampai mati. Survey juga menunjukkan, korelasi tingkat kegagalan agen dengan penampilam cukup signifikan.

Catat, 85% calon nasabah enggan membeli asuransinya berpakaian kurang rapi. Detailnya, 64% karena sepatu agen tidak mengkilap, 62% lantaran parfum dan tata rias terlalu mencolok. Sementara, 58% beralasan karena warna setelan dan dasi tak pas, 42% akibat jari tangan dan kuku sang agen kotor, 42% karena pakaian agen tak serasi, serta 40% lantaran posisi ikat pinggang di bawah pusar.

Nah, setelah busana dan penampilan tak lagi bermasalah, agen perlu mengetahui filsafat menjual. Intinya kira-kira, seorang agen profesional bukan dilahirkan, tapi dibentuk. Semakin tinggi jam terbang, (mestinya) kinerjanya kian bagus. Agen juga kudu yakin pada produk yang dijual. Pelajari juga kode etik agen asuransu, karena di situ ada nilai-nilai korps dan pantangan-pantangan yang harus dijauhi.

Maka tibalah saatnya melangkah "keluar". Sebelum berbicara dengan prospek, agen harus tahu luar-dalam produk yang mereka tawarkan, apapun jenis asuransinya. Artinya, ia harus tahu manfaat utama, kelemahan, sekaligus kekuatan produknya. Termasuk harga dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan prospek.

Penelitian lagi-lagi menunjukkan, prospek lebih suka agen yang bicara terus terang, jujur dan apa adanya. Jika memang ada risiko yang harus ditanggung nasabah, bahaslah kemungkinan itu sejak awal.

Selanjutnya, dilakukan perburuan prospek. Nama-nama calon nasabah berpotensi bisa didapat dari pelanggan yang sudah ada, teman, kerabat, klub profesional, artikel surat kabar dan majalah, mailing list, hingga beragam direktori. Cobalah membuat daftar.

Jika prospek sudah berkeluarga, upayakan melakukan presentasi borongan di hadapan suami istri. Survey membuktikan, keputusan untuk membeli memiliki persistensi jauh lebih tinggi bila melibatkan pasutri. Ketimbang diputuskan sepihak, baik pihak istri maupun suami.

2 comments:

  1. mantab bro....silakan buka blog saya tuk berbagi sharing tentang asuransi: http://suksessanjaya.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Masukan memang penting, tapi sayangnya kebanyakan leader hanya berteori dan tidak memberikan cara / step by step untuk menuju kesuksesan. Spt cntoh : leader selalu meeting dg unitnya dan hanya membahas mengenai kapan closing? Knp gk closing? Dan bla bla bla....
    TAHUKAH BAHWA yg kami butuhkan bukan pertanyaan spt itu, yg ksmi butuhkan adalah "cara penerapan di lapangan"
    Caranya ada disini, ikuti panduan dan step by stepnya...
    http://septian89.blogdetik.com/2014/05/20/rahasia-menjadi-agen-asuransi-sukses/

    ReplyDelete