Adi, sebut saja namanya begitu, memilih meninggalkan kampung halamannya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sebab, di desanya yang kurang subur sangat sulit untuk mencari uang, apalagi untuk menyimpan uang. Hanya berbekal semangat mengubah hidup ia berangkat ke kota untuk mengadu nasib.
Di kota, ia bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah rumah makan milik pamannya. Meski demikian, sang paman tidak membeda-bedakan karyawannya apakah ia saudara atau bukan. Bisnis lebih mementingkan produktifitas dan disiplin daripada hubungan persaudaraan.
Adi bekerja dengan rajin. Dengan penuh semangat mau bekerja lebih. Selain mencuci piring, ia juga membersihkan dapur, menurunkan barang belanjaan dari mobil, mengepel lantai rumah makan dll. Ia tak mau menyia-nyiakan waktu apalagi untuk bersenang-senang.
Karena pekerjaannya dinilai bagus, beberapa bulan kemudian Adi ditunjuk sebagai pembantu koki. Untuk tahap awal ia hanya diizinkan mengolah bumbu. Seperti memotong dan membersihkan bahan. Pekerjaan ini ia lakoni selama setahun. Setelah itu ia diangkat sebagai koki. Sebab seniornya telah pindah ke kota lain. Di sini, ia mewarisi resep dan keahlian dari seniornya, dan disuport oleh pemilik rumah makan.
Kemahiran Adi sebagai koki tak pelak memburat rumah makan itu semakin maju. Tiap hari pelanggan bertambah.Dan rumah makan ini menjadi terkenal sampai ke seluruh pelosok.
Setelah tiga tahun menjadi koki, Adi merasa ia mampu untuk mandiri.Ia pubn menyiapkan seorang koki yang baru sebagai pengganti. Kepada bosnya ia bilang berniat membangun usaha sendiri untuk mengembangkan kemampuannya. Sang bos yang tidak lain pamannya sendiri tidak keberatan dan mendukung niat Adi untuk mandiri.
Perjuangan Adi menjalankan usaha dengan modal pas-pasan yang berasal dari tabungannya selama bekerja membuat usahanya tertatih-tatih. Membangun rumah makan terkenal tak cukup hanya dengan bermodal kemahiran memasak. Ia memulai usaha dengan membuka kedai nasi goreng di pinggir jalan. Untuk meraih pasar gemuk, ia memberanikan diri untuk membuka usaha tak jauh dari dunia hiburan malam. Suka dan duka harus dilalui dengan tabah, sebab membuka usaha di malam hari sangat berisiko. Gangguan preman, orang mabuk dan angin malam yang menusuk tak membuatnya gentar.
Dua tahun menjadi penjual nasi goreng membuatnya mampu mengumpulkan uang sebagai modal untuk membuka rumah makan yang representatif. Ia menyewa sebuah ruko yang dekat dengan kawasan pecinan. Sekarang, ia sudah memiliki rumah makan. Berbekal bakat dan pengalaman yang cukup usahanya maju dan berkembang pesat.
Ia konsisten menjagai kualitas masakan, kebersihan dan mutu layanan di rumah makan miliknya. Ia berhadil membuak cabang tak jauhd dari bandara. Adi tetap bekerja keras meski bekerja rangkap, sebagai manajer dan pemilik. Semangat dan kegigihan berhasil mengubah hidup dari seorang pemuda desa yang lugu menjadi pengusaha sukses.
Kemahiran Adi sebagai koki tak pelak memburat rumah makan itu semakin maju. Tiap hari pelanggan bertambah.Dan rumah makan ini menjadi terkenal sampai ke seluruh pelosok.
Setelah tiga tahun menjadi koki, Adi merasa ia mampu untuk mandiri.Ia pubn menyiapkan seorang koki yang baru sebagai pengganti. Kepada bosnya ia bilang berniat membangun usaha sendiri untuk mengembangkan kemampuannya. Sang bos yang tidak lain pamannya sendiri tidak keberatan dan mendukung niat Adi untuk mandiri.
Perjuangan Adi menjalankan usaha dengan modal pas-pasan yang berasal dari tabungannya selama bekerja membuat usahanya tertatih-tatih. Membangun rumah makan terkenal tak cukup hanya dengan bermodal kemahiran memasak. Ia memulai usaha dengan membuka kedai nasi goreng di pinggir jalan. Untuk meraih pasar gemuk, ia memberanikan diri untuk membuka usaha tak jauh dari dunia hiburan malam. Suka dan duka harus dilalui dengan tabah, sebab membuka usaha di malam hari sangat berisiko. Gangguan preman, orang mabuk dan angin malam yang menusuk tak membuatnya gentar.
Dua tahun menjadi penjual nasi goreng membuatnya mampu mengumpulkan uang sebagai modal untuk membuka rumah makan yang representatif. Ia menyewa sebuah ruko yang dekat dengan kawasan pecinan. Sekarang, ia sudah memiliki rumah makan. Berbekal bakat dan pengalaman yang cukup usahanya maju dan berkembang pesat.
Ia
aktif melobi berbagai pihak untuk memperluas pasar. Utamanya kepada pihak
pemerintah dan swasta. Kontrak-kontrak jangka pendek untuk supply nasi kotak
dan prasmanan even-even penting berhasil
diraihnya. Pemasangan iklan di
Koran serta ikut serta mengirim karangan bunga sebagai wujud kepedulian kepada
relasi tak lupa ia jalankan.
Ia konsisten menjagai kualitas masakan, kebersihan dan mutu layanan di rumah makan miliknya. Ia berhadil membuak cabang tak jauhd dari bandara. Adi tetap bekerja keras meski bekerja rangkap, sebagai manajer dan pemilik. Semangat dan kegigihan berhasil mengubah hidup dari seorang pemuda desa yang lugu menjadi pengusaha sukses.
Ternyata
dalam waktu lima tahun ia berhasil menjadi milyarder, inilah salah satu contoh
cara cepat kaya dengan kerja keras, tekad yang kuat dan keberanian mengubah
hidup.
Cukup menginspirasi...makasih
ReplyDelete